SiJOGJA (YOGYAKARTA, D.I. YOGYAKARTA) - Ribuan orang tumpah ruah memadari kawasan Malioboro Sabtu petang 20 Mei 2023.
Pantauan Tempo, kepadatan berpusat di ujung utara Malioboro, mulai depan hotel Grand Inna Malioboro yang menjadi lokasi panggung perhelatan Jogja Cross Culture atau JCC.
Area jalan mulai dari depan hotel itu hingga satu kilometer ke selatan sepanjang kurang lebih dari satu kilo meter disulap menjadi panggung pentas.
Perhelatan JCC menyajikan suguhan utama atraksi kesenian perkusi, yang dikolaborasikan dengan tarian, aransemen musik, pencahayaan, dan tata letak pentas secara artistik.
Lebih dari satu jam pengunjung Malioboro dihibur penampilan atraktif para seniman lokal Yogya serta wilayah dari 14 kecamatan yang berkolaborasi dengan seniman profesional mancanegara.
“Event JCC ini sengaja memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik, untuk mengekspresikan keragaman seni budaya yang terus berkembang di Yogya," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti.
Yetti mengatakan, pemilihan lokasi panggung di jalanan Malioboro untuk terus menghidupkan ikon seni budaya di area itu. Karena sejatinya Malioboro adalah tempat ragam ekspresi kebudayaan di masa lampau.
"Ruang melalui JCC ini juga untuk mendukung penuh para seniman terus berkreasi menciptakan produk-produk seni,” ujarnya.
Gelaran JCC tahun 2023 ini mengangkat tema Tatag Teteg Tutug.
Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta Sumadi mengatakan Tatag Teteg Tutug merupakan filosofi yang mengadaptasi dari bunyi benda keras yang saling berbenturan, dan sering diucapkan dalam bahasa Jawa.
Tatag diartikan mental seseorang yang kuat, bekal menjalani tantangan kehidupan. Teteg berarti konsistensi agar tetap teguh. Sedangkan Tutug berarti selesai, karena dalam kehmengerjakan sesuatu harus selesai hingga tuntas.
"JCC kali kelima ini salah satu ikon promosi event di Yogya dengan cara memberi ruang sebagai tempat penggalian ide, berkarya, serta aktualisasi diri bagi ide-ide baru yang kreatif," kata dia.***