Dinpar Yogyakarta Dongkrak Lama Tinggal Wisatawan

- Kamis, 21 Oktober 2021 | 07:52 WIB
Kawasan Malioboro Yogyakarta. (Hidayat/Sijogja)
Kawasan Malioboro Yogyakarta. (Hidayat/Sijogja)

Sijogja.com -Dinas Pariwisata Kota Yogyakartamendongkrak lama tinggal wisatawan pasca penurunan status PPKM dari 3 ke Level 2 pekan ini.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengatakan jika hanya mengandalkan jumlah kunjungan saja, maka putaran perekonomian yang sempat drop saat PPKM Level 4 dan 3 lalu tak akan cepat pulih dan kembali normal.

"Peningkatan lama tinggal wisatawan ini untuk menambah belanja wisata sehingga mendongkrak perekonomian masyarakat," katanya, Rabu 20 Oktober 2021

Wahyu mengatakan lama tinggal wisatawan menjadi satu indikasi untuk mengukur tingkat kepuasan wisatawan terhadap kualitas daya tarik wisata dan potensi untuk berkunjung kembali.

Berdasar perhitungan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, pada tahun 2019 lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta terealisasi 2,08 hari. Sedangkan pada tahun 2020 atau saat pandemi mulai merebak anjlok menjadi 1,63 hari dan per September 2021 lama tinggal wisatawan itu kian terjun bebas menjadi 1,33 hari.

"Maka menjelang libur natal dan tahun baru yang jatuh paruh akhir tahun ini, dengan kondisi pandemi yang semakin terkendali, kami upayakan lama tinggal wisatawan itu bergerak naik lagi di atas angka 2," katanya.

Soal caranya, Wahyu mengatakan Oktober ini bersama para pelaku wisata khusunya perhotelan mulai membahas sejumlah paket promo agar wisatawan tertarik menaikkan lama tinggalnya di Yogya.

Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan lama tinggal wisatawan menjadi target pemulihan di masa PPKM Level 2 ini dengan peningkatan belanja wisatawan.

“Length of stay wisatawan itu harus diikuti dengan spending money agar ekonomi masyarakat dapat berjalan, jadi arah kami wisatawan saat datang meningkatkan belanja wisatanya,“ kata Haryadi.

Haryadi menegaskan dalam memulihkan sektor pariwisata harus ada tiga hal utama. Yakni what to see, what to eat dan what to buy (apa yang dilihat, apa yang dimakan, dan apa yang dibeli)," kata dia.

Untuk itu Haryadi mendorong perlu juga adanya buku saku atau buku panduan atau directory hotel di Kota Yogyakarta yang memuat tiga hal tersebut. Misalnya saja ada hotel di kawasab Sagan Yogyakarta, membuat buku panduan yang di dalamnya memuat apa yang bisa dilihat, dimakan dan dibelanjakan di sekitar hotel itu oleh wisatawan yang menginap di situ.

“PPKM Yogya memang sekarang sudah turun level, namun penegakan protokol kesehatan tetap kami jalankan," pungkasnya. (*)

Editor: Hidayat Sijogja

Tags

Terkini

Daihatsu Urban Fest Ditutup di Yogyakarta

Kamis, 25 Mei 2023 | 23:42 WIB
X